Pernah merasa takjub dengan penampakan gedung-gedung indah di sekitar Anda? Di balik desain dan kaca-kacanya yang menampilkan siluet indah, gedung-gedung ini punya seorang arsitek sebagai perancangnya.
Indonesia pun tidak pernah kekurangan arsitek lokal yang punya prestasi mengagumkan pada setiap rancang bangunannya. Dari zaman penjajahan Belanda hingga era modern, selalu lahir arsitek lokal yang membuat kita bangga menjadi orang Indonesia.
Hingga sekarang, bangunan-bangunan tersebut masih beriri kokoh dan tidak kehilangan karakter dari tangan dingin sang arsitek meskipun sudah dipugar beberapa kali.
Siapa saja arsitek lokal yang membuat kita bangga dengan karya-karyanya?
1. Ir. Soekarno
Presiden pertama Indonesia saat masa penjajahan bersekolah tercatat sebagai mahasiswa Teknik Sipil Technische Hoogeschool te Bandoeng atau sekarang dikenal dengan nama ITB, Institut Teknologi Bandung.
Pengalamannya sebagai seorang arsitekdimulai ketika ia mendapatkan ilmu-ilmu berharga dari Wolff Schoemaker, guru besar Technische Hoogeschool te Bandoeng pada saat itu.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan biro insinyur bersama Ir. Anwari, dan mengerjakan rancang bangun. Kemudian bersama Ir. Rooseno, Ayah dari Megawati ini juga merancang dan membangun rumah serta bangunan lainnya.
Setelah menjadi Presiden, Soekarno memang sibuk mengurus kebutuhan negara, namun tidak membuat sentuhan seninya di bidang arsitek menjadi hilang.
Arsitektur Hotel Indonesia Gedung MPR/DPR dan Monas adalah hasil dari visi dan pemikirannya sebagai seorang arsitek, meskipun pada prosesnya pengerjaan drancang bangunan ini dilakukan oleh arsitek dari negara lain.
Tentu saja, selain sebagai presiden, Soekarno akan selalu dikenang sebagai arsitek lokal yang membuat Anda bangga menjadi orang Indonesia.
2. Andra Matin
Jika Anda berkunjung ke Bali dan mampir ke Potato Head Club, maka Anda sedang menikmati hasil karya salah satu arsitekhebat Indonesia hingga hari ini. Isandra Matin Ahmad atau dikenal dengan Andra Matin adalah sang juru raciknya.
Mendirikan Andra Matin Architects pada tahun 1988 pria ini diganjar penghargaan meraih IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Award pada tahun 1999 dan 2002.
Selain Potato Head, Taman Rendo, monumen untuk memperingati perjuangan Ir. Soekarno di Nusa Tenggara Timur merupakan hasil visinya dalam mengembangkan karya-karya arsitek.
Ciri khas yang paling terasa dari setiap karya Andra Martin adalah struktur geometris yang terasa identik ditambah dengan penggunaan garis minimalis.
Selain itu Andra Matin juga lihai dalam membuat komposisi sebuah bangunan. Ini terlihat dari pembagian level setiap ruangan yang memberikan kesan terhubung.
3. Ridwan Kamil
Jauh sebelum terkenal sebagai walikota Bandung yang selalu menghibur nasib para jomblo di kota kembang, Ridwan Kamiladalah seorang arsitek, perancang kota dan pendidik di ITB Bandung.
Arsitek yang pernah mengenyam pendidikan di Berkeley, California ini pernah diganjar penghargaan Young Design Entrepreneur of the Year pada tahun 2006.
Setelah pulang dari Amerika, Ridwan kamillangsung mendirikan Urbane arsitektur bersama beberapa teman-temannya. Ciri khas yang paling melekat dari setiap karya Ridwan Kamil bersama Urbane adalah gaya urban desain yang menarik.
Buktinya, The Raajiva Design Ubud dan Jimbaran Silk Residence Bali adalah bukti ampuhnya tangan Ridwan Kamil dalam menciptakan visi serta membangun desain bergaya urban.
Tidak hanya untuk lokal, namun karya Ridwan Kamil juga bisa dinikmati masyarakat di luar negri. Tech Park Kunming, Mossque Beijing Islamic Centre, Suzhou Retail Waterfront, Tiongkok, Grand Tourism Community Club House Calcutta, Ras Al Kaimah Waterfront, UEA merupakan beberapa karya Ridwan Kamil bersama Urbane.
4. Budi Pradono
Masyarakat di luar negeri sudah memiliki konsep rumah ramah lingkungan dengan arsitek–arsitek terbaik yang sudah ada. Indonesia pun tidak mau kalah dengan arsitektur lokal yang mengembangkan konsep arsitektur hijau.
Budi Pradono adalah arsitek lokal yang bisa dibanggakan akan karya ini.
Hasilnya tahun 2005 karya Budi pernah diliput a+u, majalah arsitektur dan urbanisme dari Jepang yang selalu menjadi tolak ukur tentang pengembangan arsitektur hijau di seluruh dunia.
Hasil karyanya pun beragam mulai dari perkantoran di Jakarta hingga Pure Shi Shin dan Flora Building yang berada di Taipei, Taiwan.
Hingga kini Budi masih menjadi salah satu arsitek muda yang akan memiliki masa depan cerah mengingat konsep hunian ramah lingkungan akan menjadi tren di masa yang datang.
Di masa yang akan datang, mari menunggu apakah Budi akan menerapkan konsep arsitektur hijaunya di Indonesia dan membuat kita memiliki arsitek lokal yang membuat Anda bangga menjadi orang Indonesia.
Sumber Tulisan :http://arsitektur-indonesia.com/